Imperatif teknologi
Imperative
teknologi bisa diartikan sebagai kepercayaan yang berlebihan kepada teknologi
terhadap keberhasilan sebuah organisasi. Hal ini terjadi setelah penelitian Joan
woodward tentang pengaruh teknologi terhadap organisasi menjadi sangat popular.
Meskipun demikian imperatif teknologi tidaklah selalu sesuai karena pada
kenyataanya seperti yang dikemukakan oleh para ahli yang lain kemudian seperti
Aston,Child dll bahwa terdapat variable-variabel lain yang juga sangat
berpengaruh terhadap kesberhasilan sebuah organisasi seperti lingkungan,dll.
Penelitian–penelitian
selanjutnya ternyata menunjukan bahwa pengaruh teknologi terhadap keberhasilan
sebuah organisasi adalah bersifat selektif yang sangat tergantung dari variable
struktur organisasi yang di amati. Dari berbagai penelitian yang
di lakukan oleh para ahli setelahnya bisa ditarik kesimpulan bahwa; hubungan antara teknologi dengan struktur
organisasi pada organisasi besar adalah bersifat selektif, dengan kata lain
hubungan antara keduanya akan lebih terasa pada bagian organisasi atau
organisasi yang ukuranya kecil.
Struktur
organisasi terutama pada organisasi yang berukuran besar adalah hasil akhir
dari berbagai pengaruh dari teknologi, ukuran, dan lingkungan organisasi. oleh
karena itu dalam merencanakan desain organisasi yang berukuran besar, sebaiknya
organisasi besar itu dilihat sebagai rangkaian dari berbagai bagian, yang masing-masing bagian tersebut dipengaruhi
oleh teknologi yang berbeda-beda.
Menurut
james D. Thompson, struktur dan aliran kegiatan akan dipengaruhi oleh saling
keterkaitan antara berbagai tugas. Sifat ini bisa dimanfaatkan untuk
menyesuaikan corak aliran kegiatan dan saling-ketergantungan tugas yang terjadi
dalam aliran kegiatan dalam penyusunan atau perancangan bentuk atau struktur
internal organisasi.
Saling-ketergantungan bisa di artikan sebagai derajat ketergantungan antara
bagian atau karyawan satu dengan yang lainya dalam menyelesaikan tugas.
Terdapat 3 jenis saling ketergantungan seperti pada table berikut:
Ketiga
jenis saling ketergantungan tersebut mmberikan tuntutan koordinasi dan
pengambilan keputusan yang berbeda besarnya sehingga perlu dilayani dengan
menggunakan alat atau jenis koordinasi yang berbeda. Seperti pada table berikut;
Kegiatan
–kegiatan dengan saling ketergantungan bolak-balik memiliki derajat
ketergantungan yang paling tinggi sehingga memiliki tingkat kerumitan yang
cukup tinggi pula. Untuk itulah bagian-bagian yang memiliki ketergantungan
bolak-balik sebaiknya berada di bawah pimpinan yang sama dan di tempatkan pada
lokasi yang berdekatan agar koordinasi bisa dilakukan dengan efektif dan
efisien.